Perawatan Luka
Definisi :
® Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada
kulit ( Taylor, 1997).
® Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa
membran dan tulang atau organ tubuh lain (Kozier, 2005).
® Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
- Hilangnya
seluruh atau sebagian fungsi organ
- Respon
stres simpatis
- Perdarahan dan pembekuan
darah
- Kontaminasi
bakteri
- Kematian
sel
Jenis luka (Taylor 1997)
® Berdasarkan tingkat kontaminasi : Clean Wounds (Luka
bersih), Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), Contamined
Wounds (Luka terkontaminasi), Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau
infeksi)
® Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka : Stadium I
Luka Superfisial (Non-Blanching Erithema), Stadium II Luka Partial Thickness,
Stadium III Luka Full Thickness, Stadium
IV : Luka Full Thickness
® Berdasarkan waktu penyembuhan luka : Luka akut, Luka
kronis
Berdasarkan tingkat kontaminasi
® Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak terjadi. Proses
peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan,genital
dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup
(misal; Jackson – Pratt). Kemungkinan terjadinya
infeksi luka sekitar 1% - 5%.
® Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan
dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi,
kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%.
® Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan
dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari
saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.
® Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka
Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka
® Stadium I : Luka
Superfisial (“Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang terjadi pada lapisan
epidermis kulit.
® Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan
epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya
tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
® Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi
kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi
tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan
epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara
klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan
sekitarnya.
® Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan
tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.
Berdasarkan waktu penyembuhan luka
® Luka akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai
dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.
® Luka kronis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam
proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan
endogen.
Mekanisme terjadinya luka :
® Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris
oleh instrumen yang tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih
(aseptik) biasanya tertutup oleh sutura setelah seluruh pembuluh darah yang
luka diikat (Ligasi)
® Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan
oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak,
perdarahan dan bengkak.
® Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit
bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan
benda yang tidak tajam.
® Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya
benda, seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang
kecil.
® Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda
yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat.
® Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang
menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil
tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
Prinsip Penyembuhan Luka
® Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan
dipengaruhi oleh luasnya kerusakan dan keadaan umum kesehatan tiap orang
® Respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang
tepat tetap dijaga
® Respon tubuh secara sistemik pada trauma aliran darah
ke dan dari jaringan yang luka
® Keutuhan kulit dan mukosa membran disiapkan sebagai
garis pertama untuk mempertahankan diri dari mikroorganisme
® Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari
benda asing tubuh termasuk bakteri.
Fase Penyembuhan Luka
Fase Inflamatori :
® Fase ini terjadi segera setelah luka dan berakhir 3 –
4 hari.
® Dua proses utama yg terjadi : hemostasis dan pagositosis
® Scab (keropeng) juga dibentuk dipermukaan luka.
® Dibawah scab epithelial sel berpindah dari luka ke
tepi. Epitelial sel membantu sebagai barier antara tubuh dengan lingkungan dan
mencegah masuknya mikroorganisme memerlukan pembuluh darah dan respon seluler
digunakan untuk mengangkat benda-benda asing dan jaringan mati.
® Selama sel berpindah lekosit (terutama neutropil)
berpindah ke daerah interstitial. Tempat ini
ditempati oleh makrofag yang keluar dari monosit selama lebih kurang 24 jam setelah cidera/luka
Fase Proliferatif
® Berlangsung dari hari ke-3 atau 4 sampai hari ke-21
setelah pembedahan. Fibroblast (menghubungkan sel-sel jaringan) yang berpindah
ke daerah luka mulai 24 jam pertama setelah pembedahan.
® Diawali dengan sintesis kolagen dan substansi dasar
(proteoglikan)pada hari ke5 hari. Kolagen adalah
substansi protein yang menambah tegangan permukaan dari luka.
® Kapilarisasi tumbuh melintasi luka, meningkatkan aliran
darah yang memberikan oksigen dan nutrisi yang diperlukan bagi
penyembuhan.
® Fibroblast berpindah dari pembuluh darah ke luka
membawa fibrin. Seiring perkembangan kapilarisasi jaringan perlahan berwarna
merah. Jaringan ini disebut granulasi jaringan yang lunak dan mudah pecah.
Fase Maturasi
® Fase maturasi dimulai hari ke-21 dan berakhir 1-2
tahun setelah pembedahan. Fibroblast terus mensintesis kolagen. Kolagen
menjalin dirinya , menyatukan dalam struktur
yang lebih kuat. Bekas luka menjadi kecil, kehilangan elastisitas dan
meninggalkan garis putih.
Faktor yang Mempengaruhi Luka
® Usia
® Nutrisi
® Infeksi
® Sirkulasi (hipovolemia) dan Oksigenasi
® Hematoma
® Benda asing
® Iskemia
® Diabetes
® Keadaan Luka
® Obat
Komplikasi Penyembuhan Luka
® Infeksi
® Perdarahan
® Dehiscence dan Eviscerasi
Tanda penyembuhan luka incisi
® Tidak ada perdarahan dan munculnya tepi bekuan di tepi
luka.
® Tepi luka akan didekatkan dan dijepit oleh fibrin
dalam bekuan selama satu atau
® beberapa jam setelah pembedahan ditutup.
® Inflamasi (kemerahan dan bengkak) pada tepi luka
selama 1 – 3 hari.
® Penurunan inflamasi ketika bekuan mengecil.
® Jaringan granulasi mulai mempertemukan daerah luka.
Luka bertemu dan menutup selama 7 – 10 hari. Peningkatan inflamasi digabungkan
dengan panas dan drainase mengindikasikan infeksi luka. Tepi luka tampak
meradang dan bengkak.
® Pembentukan bekas luka.
® Pembentukan kollagen mulai 4 hari setelah perlukan dan
berlanjut sampai 6 bulan atau lebih.
® Pengecilan ukuran bekas luka lebih satu periode atau
setahun. Peningkatan ukuran bekas luka menunjukkan pembentukan kelloid.
® Jaringan granulasi mulai mempertemukan daerah luka.
Luka bertemu dan menutup selama 7 – 10 hari. Peningkatan inflamasi digabungkan
dengan panas dan drainase mengindikasikan
infeksi luka. Tepi luka tampak meradang dan bengkak.
® Pembentukan bekas luka.
® Pembentukan kollagen mulai 4 hari setelah perlukan dan
berlanjut sampai 6 bulan atau lebih.
® Pengecilan ukuran bekas luka lebih satu periode atau
setahun. Peningkatan ukuran bekas luka menunjukkan pembentukan kelloid.
Definisi perawatan luka
® Merawat luka untuk mencegah trauma (injury) pada
kulit, membran mukosa atau jaringan lain yang disebabkan oleh adanya trauma,
fraktur, luka operasi yang dapat merusak permukaan kulit
Tujuan Perawatan Luka
® Memberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan
luka
® Absorbsi drainase
® Menekan dan imobilisasi luka
® Mencegah luka dan jaringan epitel baru dari cedera
mekanis
® Mencegah luka dari kontaminasi bakteri
® Meningkatkan hemostasis dengan menekan dressing
® Memberikan rasa nyaman mental dan fisik pada pasien
Bahan yang Digunakan dalam Perawatan Luka
® Sodium Klorida 0,9 %
® Larutan povodine-iodine.
Set perawatan luka
Prinsip :
® Bersihkan dari atas ke bawah daripada insisi dan dari
tengah keluar
® Jika ada drain bersihkan sesudah insisi
® Untuk luka yang tidak teratur seperti dekubitus ulcer,
bersihkan dari tengah luk kearah luar, gunakan pergerakan melingkar.
No comments:
Post a Comment