Thursday, March 28, 2013


Artikel Informasi Kesehatan Oleh Kesehatan Ibu dan Anak on Minggu, 29 April 2012 | 18:10
Keberaan Bakteri Mempengaruhi Kesehatan Usus
Bakteri
Artikel Informasi Kesehatan Ibu dan Anak Keberadaan Bakteri Mempengaruhi Kesehatan Usus - Dalam tubuh yang sehat, terdapat usus yang sehat. Demikian bapak kedokteran modern, Hipocrates, menyebutkan. Perkembangan ilmu pengetahuan membuktikan hal tersebut karena sistem pencernaan yang sehat akan memperkuat sistem imun tubuh yang akhirnya melindungi tubuh dari berbagai penyakit.

Salah satu kunci untuk menjaga kesehatan usus adalah dengan menyeimbangkan flora di usus. "Ada sekitar 100 triliun penghuni usus yang berfungsi untuk metabolisme bahan-bahan di usus agar kita sehat. Ketidakseimbangan flora usus ini bisa menyebabkan gangguan kesehatan," urai Prof.dr.Aziz Rani, Sp.PD-KGEH, ketua divisi gastroenterologi departemen penyakit dalam Fakultas Kedokteran Indonesia.

Ketika lahir, saluran cerna manusia dalam keadaan steril. Hadiah pertama yang diberikan seorang ibu kepada bayinya adalah bakteri baik, melalui jalan lahir apabila dilahirkan secara normal. Bila dilahirkan lewat operasi caesar, maka bakteri yang berada di ruang operasi segera berdomisili di dalam saluran cerna.

Demikian juga bayi yang mendapatkan ASI, saluran cernanya lebih banyak didominasi oleh Bifidobacteria karena dalam ASI terkandung berbagai senyawa pendukung pertumbuhan bakteri baik yang dikenal sebagai prebiotik.

Semakin kompleks makanan yang diasup manusia, makin beragam bakteri yang menjadi penghuni usus. Ini membentuk suatu komunitas tersendiri yang jumlahnya bisa mencapai triliunan bakteri. "Bahkan pada manusia jumlahnya melebih sel yang ada di tubuh manusia," kata Aziz.

Jenis bakteri yang ada dalam usus manusia berbeda-beda tergantung pada faktor lingkungan, metode persalinan, pemberian ASI, hingga jenis makanan yang dikonsumsi. "Meski sama-sama di Asia, bisa jadi bakteri di usus orang Indonesia berbeda dengan bakteri di usus orang Thailand," katanya.

Selain bakteri baik, usus manusia juga dihuni oleh bakteri patogen atau penyebab penyakit. "Bila terjadi harmoni atau keseimbangan tubuh kita akan tetap sehat," paparnya dalam acara media edukasi Kesehatan Pencernaan: Awal Hidup Sehat di Jakarta (25/5).

Akan tetapi keseimbangan tersebut bisa terganggu oleh gaya hidup manusia itu sendiri. Stres, makanan tinggi lemak, polusi, atau obat-obatan seperti antibiotik, bisa mengganggu ekologi mikro di saluran cerna. Hal ini tentu berdampak negatif pada kesehatan.

Keberadaan bakteri mempengaruhi kesehatan usus. Keseimbangan mikroba di saluran cerna bisa dijaga dengan pola hidup yang sehat. Mengonsumsi makanan tinggi serat, aktivitas fisik, serta mengasup probiotik bisa meningkatkan jumlah bakteri baik di usus.

"Probiotik adalah bakteri hidup yang ditambahkan pada makanan dan mempunyai efek menguntungkan dengan meningkatkan kesehatan flora usus," kata dr.Herry Djagat Purnomo, Sp.PD-KGEH, ketua kelompok kerja probiotik perkumpulan gastroenterologi Indonesia.

Menurut riset yang ada, probiotik memerankan peran yang penting pada kesehatan pencernaan. Fungsi probiotik bermacam-macam tergantung jenisnya. Ada yang membantu penyerapan nutrisi, ada yang dapat memproduksi vitamin, ada yang membantu melawan pertumbuhan bakteri jahat, ada juga yang berperan dalam mempercepat waktu transit makanan di usus sehingga mencegah sembelit.

Probiotik bisa didapatkan dari jamur tempe, bawang, pisang, asparagus, atau yogurt. Namun, menurut Herry untuk bisa disebut probiotik harus ada syarat yang harus dipenuhi, antara lain dapat mencapai usus dalam keadaan hidup dan dalam jumlah banyak - Keberadaan Bakteri Mempengaruhi Kesehatan Usus.


METODE PEMERIKSAAN UNTUK MENENTUKAN JENIS-JENIS BAKTERI

 MidweFery tYara's Selasa, 01 Februari 2011
A. Mengamati Morfologi Koloni Bakteri
Kegiatan ini merupakan tindakan pertama kali jika ingin mempelajari suatu jenis bakteri lebih lanjut, khususnya untuk tujuan identifikasi. Setelah mendapatkan kultur murni maka biakan yang diinginkan ditumbuhkan ke berbagai bentuk media untuk dikenali ciri koloninya.
Cara Kerja :
Tumbuhkan biakan pada media NA cawan dengan streak kuadran.
Tumbuhkan biakan pada media NA miring dengan pola inokulasi yang tegak lurus.
Tumbuhkan biakan pada media NA tegak dengan stab inoculation.
Tumbuhkan biakan pada media NB.
Pertumbuhan pada Cawan Petri
Ciri-ciri yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
Ukuran:
Gambar disamping menunjukan ukuran :
- pinpoint/punctiform (titik)
- Small (kecil)
- Moderate (sedang)
- Large (besar)

Pigmentasi mikroorganisme kromogenik sering memproduksi pigmen intraseluler, beberapa jenis lain memproduksi pigmen ekstraseluler yang dapat terlarut dalam media. Karakteristik optik dapat diamati berdasarkan jumlah cahaya yang melewati koloni. Opaque (tidak dapat ditembus cahaya), Translucent (dapat ditembus cahaya sebagian), Transparant (bening).

Bentuk : 
Circular 
Irregular 
Spindle 
Filamentous
Rhizoid
Gambar disamping menunjukan Bentuk
Elevasi :
Flat
Raised
Convex
Umbonate
Gambar disamping menunjukkan Elevasi

Permukaan : 
Halus mengkilap
Kasar
Berkerut
Kering seperti bubuk
Margins :
Entire
Lobate
Undulate
Serrate
Felamentous
Curled 

B. Pertumbuhan pada Agar Miring
Ciri-ciri koloni diperoleh dengan menggoreskan jarum inokulum tegak dan lurus
Ciri koloni berdasarkan bentuk:
C. Pertumbuhan pada Agar Tegak
Cara penanaman adalah dengan menusukkan jarum inokulum needle ke dalam media agar tegak.
Ciri-ciri koloni berdasar bentuk :

Ciri koloni berdasar kebutuhan O2 :

D. Pertumbuhan pada Media Cair
Pola pertumbuhan berdasarkan kebutuhan O2

E. Mengamati Morfologi Bakteri
Sel bakteri dapat teramati dengan jelas jika digunakan mikroskop dengan perbesaran 100x10 yang ditambah minyak imersi. Jika dibuat preparat ulas tanpa pewarnaan, sel bakteri sulit terlihat. Pewarnaan bertujuan untuk memperjelas sel bakteri dengan menempelkan z`at warna ke permukaan sel bakteri. Zat warna dapat mengabsorbsi dan membiaskan cahaya, sehingga kontras sel bakteri dengan sekelilingnya ditingkatkan.
Zat warna yang digunakan bersifat asam atau basa. Pada zat warna basa, bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut kromofor dan mempunyai muatan positif. Sebaliknya pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna memiliki muatan negatif. Zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak banyak ditemukan pada permukaan sel. Contoh zat warna asam antara lain Crystal Violet, Methylene Blue, Safranin, Base Fuchsin, Malachite Green dll. Sedangkan zat warna basa antara lain Eosin, Congo Red dll.
Macam-macam pewarnaan bakteri :
Pewarnaan sederhana, meliputi :
pewarnaan positif
pewarnaan negatif
Pewarnaan diferensial
pewarnaan gram
pewarnaan acid fast dll.
Pewarnaan khusus
pewarnaan endospora
pewarnaan flagella dll.

Pewarnaan Ziehl Neelsen
Pewarnaan Neisser
Pewarnaan Fluoresensi
Pewarnaan Sederhana
Pewarnaan ini hanya menggunakan satu macam zat warna. Misalnya biru metilen, karbol fuchin atau violet
Pewarnaan Positif
Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas object glass yang kemudian difiksasi. Jangan menggunakan suspensi bakteri yang terlalu padat, tapi jika suspensi bakteri terlalu encer, maka akan diperoleh kesulitan saat mencari bakteri dengan mikroskop. Fiksasi bertujuan untuk mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri pada object glass tanpa merusak struktur selnya. 
Cara Kerja :
Bersihkan object glass dengan kapas
Jika perlu tulislah kode atau nama bakteri pada sudut object glass
Bila menggunakan biakan cair maka pindahkan setetes biakan dengan pipet tetes atau dapat juga dipindahkan dengan jarum inokulum. Jangan lupa biakan dikocok terlebih dahulu. Jika digunakan biakan padat, maka biakan dipindahkan dengan jarum inokulum, satu ulasan saja kemudian diberi akuades dan disebarkan supaya sel merata.
Keringkan ulasan tersebut sambil memfiksasinya dengan api bunsen (lewatkan di atas api 2-3 kali)
Setelah benar-benar kering dan tersebar selanjutnya ditetesi dengan pewarna (dapat digunakan Methylen blue, Safranin, Crystal Violet) dan tunggu kurang lebih 30 detik.
Cuci dengan akuades kemudian keringkan dengan kertas tissue
Periksa dengan mikroskop (perbesaran 100 x 10).

Pewarnaan Negatif
Suspensi kuman dibuat dalam zat warna negrosin/tinta bak dan disebar ratakan dengan gelas. Disini kuman tidak diwarna dan tampak sebagai benda terang dengan latar belakang hitam. Pewarnaan ini digunakan untuk kuman yang sukar diwarnai, misalnya treponema, leptospira dan borrelia
Beberapa bakteri sulit diwarnai dengan zat warna basa. Tapi mudah dilihat dengan pewarnaan negatif. Zat warna tidak akan mewarnai sel melainkan mewarnai lingkungan sekitarnya, sehingga sel tampak transparan dengan latar belakang hitam.
Cara kerja:
Ambil dua object glass, teteskan nigrosin atau tinta cina di ujung kanan salah satu object glass
Biakan diambil lalu diulaskan atau diteteskan dalam tetesan nigrosin tadi, lalu dicampurkan
Tempelkan sisi object glass yang lain kemudian gesekkan ke samping kiri 
Biarkan preparat mengering di udara, jangan difiksasi atau dipanaskan di atau api,Setelah dilihat di mikroskop, maka akan tampak bentuk sel bakteri. Berikut merupakan berbagai bentuk sel bakteri

Pewarnaan diferensial 
Pewarnaan Gram
Adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis. Sedangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel.
Berikut merupakan tabel prosedur pewarnaan Gram:

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pewarnaan gram adalah sbb:
Fase yang paling kritis dari prosedur di atas adalah tahap dekolorisasi yang mengakibatkan CV-iodine lepas dari sel. Pemberian ethanol jangan sampai berlebih yang akan menyebabkan overdecolorization sehingga sel gram positif tampak seperti gram negatif. Namun juga jangan sampai terlalu sedikit dalam penetesan etanol (underdecolorization) yang tidak akan melarutkan CV-iodine secara sempurna sehingga sel gram negatif seperti gram positif.
Preparasi pewarnaan gram terbaik adalah menggunakan kultur muda yang tidak lebih lama dari 24 jam. Umur kultur akan berpengaruh pada kemampuan sel menyerap warna utama (CV), khususnya pada gram positif. Mungkin akan menampakkan gram variabel yaitu satu jenis sel, sebagian berwarna ungu dan sebagian merah karena pengaruh umur. Walaupun ada beberapa species yang memang bersifat gram variabel seperti pada genus Acinetobacter dan Arthrobacter.
Pewarnaan khusus
Pewarnaan yang digunakan untuk mewarnai bagian-bagian sel kuman tertentu yang sukar diwarnai dengan pewarnaan biasa. Misalnya untuk mengamati flagel digunakan pewarnaan Gray, untuk mengamati simpai (kapsul) dengan pewarnaan Muir, pewarnaan Hiss dan pewarnaan Gins Burri, suatu kombinasi pewarnaan negative dengan pewarnaan sederhana (karbol fushin). Simpai tidak diwarna dan terlihat sebagai bulatan-bulatan terang dengan latar belakang gelap, sedangkan badan kuman berwarna merah. Untuk melihat spora dengan pewarnaan klein spora berwarna merah dan badan kuman berwarna biru.
Pewarnaan Endospora
Anggota dari genus Clostridium, Desulfomaculatum dan Bacillus adalah bakteri yang memproduksi endospora dalam siklus hidupnya. Endospora merupakan bentuk dorman dari sel vegetatif, sehingga metabolismenya bersifat inaktif dan mampu bertahan dalam tekanan fisik dan kimia seperti panas, kering, dingin, radiasi dan bahan kimia. Tujuan dilakukannya pewarnaan endospora adalah membedakan endospora dengan sel vegetatif, sehingga pembedaannya tampak jelas. 
Endospora tetap dapat dilihat di bawah mikroskop meskipun tanpa pewarnaan dan tampak sebagai bulatan transparan dan sangat refraktil. Namun jika dengan pewarnaan sederhana, endospora sulit dibedakan dengan badan inklusi (kedua-duanya transparan, sel vegetatif berwarna), sehingga diperlukan teknik pewarnaan endospora. Berikut merupakan prosedur pewarnaan endospora dengan metode Schaeffer-Fulton.


Berikut merupakan beberapa tipe endospora dan contohnya

Pewarnaan Ziehl Neelsen
Setelah sediaan difiksasi, diwarnai dengan carbon funchsin selama 5 menit, sambil dipanaskan dengan api menyala hingga ke luar Uap, tetapi jangan sampai mendidih.
Sediaan dicelupkan ke dalam larutan H_2
SO_(4 )5 % selama 1-2 detik.
Dicuci dengan alcohol 95% sampai tidak ada lagi zat warna yang luntur.
Dicuci dengan air untuk menghilangkan alcohol.
Diwarnai dengan methyelen blue selama 3 menit.
Dicuci dengan air.
Dikeringkan kemudian dilihat dengan mikroskop.
Dengan pewarnaan Ziehl neelsen, bakteri dibagi dalam 2 golongan, yaitu :
Bakteri yang berwarna merah dengan pewarnaan Ziehl neelsen disebut bakteri tahan asam ( acid past)
Bakteri yang berwarna biru dengan pewarnaan Ziehl neelsen disebut bakteri tidak tahan asam (non–acid fast).
Contoh bakteri tahan asam : mycobacterium tuberculosis, mycobacterium leprae. Semua bakteri gram negatiif tidak tahan asam, sedangkan bakteri gram positif ada tahan asam, ada yang tidak tahan asam. Sifat tahan asam attaupun tidak tahan asam ini, adalah tetap dan turun- temurun.
F. Mengamati motilitas
1. Pengamatan Langsunga
Cara Kerja :
Teteskan biakan bakteri motil seperti Bacillus atau E.coli ke object glass (sebaiknya dari biakan cair). Jika digunakan biakan padat maka ulas dengan jarum inokulum lalu ditambah akuades satu tetes, ratakan.
Tutup dengan cover glass
Amati menggunakan mikroskop dengan perbesaran maksimak. Bakteri akan tampak transparan dan pola pergerakannya tidak beraturan. Hati-hati jangan salah membedakan antara sel yang bergerak sendiri karena flagel atau bergerak terkena aliran air.
Pengamatan tidak langsung
Cara Kerja :
Tanam biakan pada media NA tegak atau Media Motilitas dengan cara tusuk (Stab inoculation) sedalam + 5 mm.
Inkubasi pada suhu 370 C selama 1x 24 jam
Hasil positif (motil) jika bakteri tumbuh pada seluruh permukaan media, hasil negatif menunjukan bakteri hanya tumbuh pada daerah tusukan saja

Bakteri motil akan bermigrasi ke seluruh permukaan agar dan bekas tusukan
G. Cara melihat gerak gerak bakteri 
Cara mikroskopis ( tetes gantung)
Pada cover-glass ( gelas penutup) diteteskan 1 tetes suspensi bakteri dan diletakan pada cekungan object glass cekung, sehingga tetesan suspense bakteri itu letaknya menggantung. Antara cover glass dengan object glass diberi vaselin agar tidak bergeser dan airnya tidak mengguap. Kemudian dilihat dengan mikroskop.
Gambar 122
Cara makroskopis ( cara craig)
Cara ini pertama kali dikerjakan oleh craig, yaitu dengan menggunakan perbenihan semi solid ( setengah padat). Untuk hal ini dipergunakan perbenihan cair yang diberi agar-agar ± 1/4 % ( satu perempat persen)n dan diletakkan secara tegak didalam tabung reaksi.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara menanamkan bakteri dengan menggunakan jarum yang ditusukkan kedalam perbenihan semisolid secara tegak, setelah terlebbih dahulu jarum tersebut dicelupkan kedalam suspensi bakteri yang akan diperiksa. Kemudian, dieramkan selama 24 jam dalam inkubator. Pada garis tanam ( tempat penusukan) bakteri akan berkembang biak karena adanya zat makanan dai perbenihan, esok harinya dilihat.
ada 3 kemungkinan :
Pada bakteri yang tidak bergerak multiplikasi atau perbanyakan bakteri hanya terjadi pada tempat dimana bakteri ditanamkan, sehingga akan terlihat garis tanam menebal, yang berarti bahwa bakteri setelah berkembang biak tetap ditempatnya karena tidak dapat bergerak.
Pada bakteri yang dapat bergerak yang bersifat aerob, akan terlihat garis tanam melebar kearah permukaan perbenihan, yang berarti bahwa bakteri setelah membelah diri bergerak ketempat dimana banyak makanan dan oksigen.
Pada bakteri yang dapat bergerak dan bersifat anaerob, akan terlihat garis tanam melebar kearah dasar perbenihan, yang berarti bahwa bakteri setelah berkembang biak, bergerak ke tempat dimana terdapat banyak makanan dan mengandung oksigen.
Isolasi dan Identifikasi
Isolasi dan identifikasi dilakukan guna menemukan spesies suatu mikroorganisme (bakteri) sebagai penyebab infeksi. Sampel yang dapat dilakukan penanaman pada media biakan untuk diisolasi, yang tidak menutup kemungkinan dari suatu sampel dapat ditemukan lebih dari satu bakteri. Penanaman pada media biakan berguna juga melihat ciri-ciri pertumbuhan suatu bakteri pada media sehinnga dapat untuk mengidentifikasi / menentukan cirri-ciri spesies bakteri dari sampel yang diperiksa.

Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan biokimia dilakukan dengan melakukan penanaman sampel atau hasil biakan kedalam median biokimia reaksi. Dari hasil pembiakan bakteri akan menunjukan sifat-sifat pertumbuhan dalam media tersebut misalnya ditandai adanya pembentukan gas, H2S, perubahan pada media asam atau basa. Sifat-sifat pertumbuhan ini bermanfaat untuk menentukan cirri-ciri dari suatu bakteri sehingga dapat untuk menentukan bakteri penyebab infeksi pada suatu sampel 
Pewarnaan Neisser
Pewarnaan neisser, khusus untuk mewarnai corynebaacterium diphtheria. Untuk pewarnaan ini digunakan 3 macam zat warna, yaitu :
Neisser A isinya methylen blue
Neisser B isinya gentian violet
Neisser C isinya chrysoidin (berwarna kuning)
Setelah dilakukan fiksasi, sediaan diwarnai dengan campuran 2 bagian neisser A dan 1 bagian dengan bagian neisser B( campuran ini harus selalu dibuat baru) selama 15-30 detik. Kelebihan zat warna dibuang dan tanpa dicuci sediaan diwarnai dengan neisser C selama 15-30 detik. Tanpa dicuci sediaan dikeringkan diantara 2 helai kertas saring. Kemudian dilihat dengan mikrosop.
Akan terlihat corynebacterium diptheriae berbentuk seperti halter, di mana batangnya berwarna tengguli ( kecoklat- coklatan) sedangkan kedua benjolan inni diduga sebagai makanan persediaan dan disebut grandula babes Ernest.

Pewarnaan Fluoresensi
Objek yang akan dilihat diwarnai dengan zat warna yang dapat berflouoresensi yang disebut fluochrhome, misalnya flourenscein isothiocyanate (FITC). Dengan teknik tertentu flochrome dipakai nuntuk mewarnai antibody sehingga dapat dipakai untuk diagnose penyakit berdasarkann ditemukan antibody.


dasar dasar pemeriksaan jenis bakteri
Untuk menetapkan nama atau identifikasi suatu kuman (bakteri) dari hasil isolasi, diperlukan urut-urutan pemeriksaan seperti berikut :
1.     Reaksi terhadap pewarnaan dan morfologi bakteri.
2.     Sifat-sifat pertumbuhan (media) dan morfologi koloni.
3.     Pengujian sifat-sifat fisiologis/reaksi biokimia dan gerak.
4.     Reaksi aglutinasi dan presipitasi.
5.     Pathogenitet hewan percobaan.
6.     Test kulit.
7.     Serologi (reaksi pengikat komplemen).

1.     Morfologi dan reaksi terhadap pewarnaan.
Untuk mengethui morfologi (bentuk) kuman dan sekaligus reaksi terhadap pewarnaan, dilakukan dengan pewarnaan Gram. Tetapi jika hanya untuk mengetahui adanya kuman dan bentuk saja, dapat diperiksa dengan pewarnaan Methylen biru. Dalam routine di laboratorium, biasanya dipulas dengan Gram, kecuali bakteri-bakteri tahan asam. Dengan mengetahui Gramnya suatu bakteri, dapat kita memilih media-media apa yang diperlukan.
            Dengan pewarnaan Gram dapat dibagi bakteri-bakteri itu atas 2 golongan : Gram positif dan Gram negatif.

Gram positif :
a.     Semua Bacillus, misalnya: B.substilis, B.anthrax, B.mycoides.
b.    Semua Clostridium, misalnya: Cl.tetani, Cl.botulinum, Cl.Welchii.
c.     Semua coccus, misalnya: Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus, Gaffkya, Tetragena.
d.    Semua diphtheroid, misalnya: C.B.diphtheri, C.xerosis, C.Hoffman.
e.     Genus Mycobacterium, misalnya: @#$% tbc, lepra.
f.     Treponemataceae
g.    Sel-sel ragi (yeast).


Gram negatif :
a.     Bakteri-bakteri usus pathogen, misalnya: B typhus dan paratyphus, B.dysenteri.
b.    Bakteri-bakteri usus apathogen: E.coli, E.intermedium, A.aerogenes, Paracolobactrum.
c.     Semua Reisseria, misalnya: Gonococus, Meningococcus dan Neisseria lain.
d.    Semua bacteroid, misalnya: B.fragillis, B.funduliformis.
e.     Semua Brucella, misalnya: B.melitensis, B.Ab.Bang.
f.     Hemophilus2.
g.    Pasteurella.


2.     Media (perbenihan, kultur).
Untuk mengisolasi bakteri dari material (bahan) harus ditanam kepebenihan. Atas dasar pengamatan Gram dan morfologi bakteri, kita dapat memilih media apa yang diperlukan. Ada juga bahan yang tidak dapat dilakukan pewarnaan Gram, misalnya terhadap feces, darah. Tetapi dalam hal ini biasanya ada permintaan dari dokter yang ditujukan terhadap pemeriksaan suatu bakteri, misalnya  : pemeriksaan terhadap salmonella atau shigella atau vibrio (Salmonella bisa terdapat dalam feces dan darah, sedangkan shigella dan vibrio hanya terdapat dalam feces). Dengan demikian kita dapat  memilih media yang selektif untuk Gram negati staf atau media yang eksklusif bagi bakteri-bakteri yang bersangkutan.
            Bagaimana cara menanam dari material-material tersebut lihat halaman 28, dan bagaimana ciri-ciri (morfologi) koloninya lihat halaman 26. Di bawah ini diberikan contoh-contoh media yang diperlukan untuk mengisolasi bakteri-bakteri.

Media:                                        Untuk bakteri-bakteri:
1.     Agar biasa dan bouillon              : Streptococcus, Staphylococcus.
2.     Agar darah dan bouillon darah     : Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus, Hemophilus influensa.
3.     Endo. S.S.agar, Leifson               :  Salmonella dan Shigella.
4.     Wilson-Blair                                  :  Salmonella typhi.
5.     Eosin Methylen Blue (E.M.B.agar) :  Shigella.
6.     Levinthal pelat agar                      :  Hemophilus influensa.
7.     Lowenstein, Finlayson, Dubos      :  Mycobacterium tuberculose.
8.     Alkalis pepton                              :  Enrichment untuk Vibrio.
9.     Gaal, Tetrathionat                         :  Enrichment untuk Salmonella.
10.  Telluriet, Loffler                            :  Corynebacterium diphtheriae.
11.  Agar darah-kentang-glycerin          :  Hemophilus pertusis.
12.  Soda agar, TCBS, Dieudonne       :  Vibrio (kolera dan ElTor).
13.  Vervoort dan Noguchi                   :  Leptospira.
14.  Tarozzi bouillon                            :  Clostridium (anaerobe).
15.  Sabouraud agar                           :  Ragi, Saccharomyces, Fungi, Torula, Monilia.
      dll.

3.     Reaksi Bio-Kimia.
Untuk membantu determinasi atau identifikasi suatu mikroba diperlukan pengujian sifat-sifat physiologik terhadap beberapa macam gula. Daya fermentasi (peragian) terhadap karbohidrat dari kuman-kuman itu satu sama lain berbeda-beda. Secara pasti sukar dimengerti mengapa suatu kuman dapat meragikan salah satu gula, sedangkan gula yang lainnya tidak. Padahal jika ditinjau dari sudut emphiris, gula itu adalah sama. Hal ini disebabkan mungkin adanya perbedaan letak atom-atom H dan OH di sekitar atom C.
            Gula-gula yang dipakai adalah monosaccharida, disaccharida, trisaccharida. Tiap jenis gula terdapat dalam air-pepton, kadarnya kira-kira 1%. Dalam tabung-tabung peragian ini dimasukkan satu tabung kecil letaknya terbalik, untuk menampung gas yang terbentuk. Tabung peragian ini disebut ”tabung Durham”.  Untuk mengetahui adanya peragian atau tidak maka ke dalam perbenihan dibubuhi suatu indikator sebagai petunjuk asam dan basa. Indikator yang biasanya dipakai dalam peragian gula-gula ini, ialah :
a.     Azolitmin, dalam keadaan netral atau sedikit basa warnanya violet (ungu), dalam keadaan asam warnanya kuning.
b.    Phenol-red, dalam keadaan netral atau sedikit basa warnanya merah dan dalam keadaan asam warnanya kuning.
Bila suatu bakteri ditanam ke peragian ini, maka terdapat 3 kemungkinan :
1.     Bakteri tidak meragikan gula atau terbentuk alkalis sedikit, sehingga warna indikator dalam tabung peragian tidak berubah. Kita catat sebagai : Peragian negatif (-).
2.     Bakteri meragikan gula, tidak membentuk gas. Karena adanya peragian ini terbentuk asam yang menyebabkan warna indikator berubah dan perubahan ini dapat dilihat. Kita catat sebagai : Peragian positif (+).
3.     Bakteri meragikan gula dan membentuk gas, terjadi perubahan indikator dan gas yang terbentuk masuk ke dalam tabung Durham. Gas ini dapat kita lihat, yaitu isi tabung Durham jernih. Kita catat sebagai : Peragian positif dan membentuk gas (+g). 

Untuk melakukan pemeriksaan reaksi bio-kimia, di laboratorium disebut ”jajaran warna” (jajaran panjang) mungkin karena tutup macam-macam gula itu berwarna-warni. Jajaran warna secara routine biasanya terdiri dari :

a.     Agar miring.
b.    Glukose.
c.     Lactose.
d.    Seitz.
e.     Mannit.
f.     Maltose.
g.    Saccharose.
h.     Indol.
i.      Methyl red.
j.      Simon citrat.
k.     Voges Proskauer.
l.      Urea.
m.   T.S.A (T.S.I).
n.     Semi-solid.

Sesudah 1-2 hari disimpan pada suhu 37°C (kecuali semi-solid disimpan pada suhu kamar), hasil reaksi dan peragian dapat dibaca.

Cara melakukan pemeriksaan reaksi biokimia.
            Pemeriksaan reaksi biokimia, pada umumnya dilakukan terhadap Gram negatif staf. Material yang telah ditanam pada media untuk Gram negatif staf, seperti Endo agar, S.S. agar dan Leifson secara apusan, sesudah dikeram pada inkubator 37°C selama 24 jam, tumbuhlah koloni-koloni bakteri. Pilihlah koloni-koloni yang rein, kemudian dengan jarum diambil 1 koloni dan ditanam ke perbenihan bouillon 1 ml. Bouillon dieram pada suhu 37°C kira-kira 30 menit, seterusnya ditanam kejajaran warna seperti di atas, dengan ose dan jarum. Untuk citrat, urea, T.S.A. dan semi solid ditanam dengan jarum, selainnya dengan ose.
~         Citrat  : Tusuk sampai ke dasar tabung, kemudian goreskan pada permukaan citrat agar.
~         Urea   : Penanaman dilakukan dengan melakukan goresan pada permukaan urea-agar.
~         T.S.A : Tusuk sampai ke dasar tabung, kemudian goreskan pada permukaan.
~         Semi-solid : Tusuk sampai ke dasar tabung, kemudian jarum ditarik pelan-pelan, melihat gerak.
Penanaman harus secepat mungkin dan aseptis.

4.     Agglutinasi dan presipitasi.
Reaksi agglutinasi dilakukan di atas gelas-objek yang bersih, sedangkan reaksi presipitasi dilakukan pada tabung kecel, dengan memakai antiserum. Antiserum diperoleh dengan menyuntik kelinci beberapa kali dengan kuman yang telah dimatikan. Darah kelinci diambil sesudah dibiarkan membeku dan diputar maka cairan yang jernih sebelah atas tabung putar terdapat serum yang mengandung antibody, misalnya : agglutinin atau presipitin. Serum ini di laboratorium disebut antiserum. Antiserum ini beragglutinasi dengan bakteri yang homolog (sebagai agglutinogen) ran reaksinya adalah khas (spesifik).
            Reaksi agglutinasi antara lain dilakukan terhadap pemeriksaan : Salmonella, Shigella, Pneumococ, Vibrio. Sedangkan presipitat antara lain dilakukan terhadap pemeriksaan : Brucella, Anthrax (Ascoli test), Yeast dan Fungi, dll.
            Sebagai contoh dapat dikemukakan di sini :
a)     Pada pemeriksaan feces (tinja) dari seorang pasien dapat dipisahkan sejenis bakteri yang menurut sifat-sifat pertumbuhan dan sifat-sifat biokimianya seperti kuman typhus (Salmonella typhi). Berdasarkan pengamatan sifat-sifat ini saja belum dapat ditetapkan diagnosa, pemeriksaan harus dilengkapi dengan agglutinasi dengan antiserum typhus. Bila terjadi agglutinasi positif, barulah dapat diberikan/ditetapkan nama kuman tadi. Sebaliknya jika agglutinasi negatif, pasti bukan kuman typhus (Salmonella typhi).
b)    Demikian juga halnya jika dari urine pasien dapat diisolasi suatu kuman yang sifat-sifat pertumbuhannya dan sifat-sifat biokimianya sama dengan kuman paratyphus, untuk memastikan diagnosa, harus dilengkapi dengan agglutinasi antiserum2 paratyphus.
c)     Begitu juga kalau dari feces penderita dapat diisolasi suatu kuman yang sifat-sifat pertumbuhan dan sifat-sifat biokimianya sama dengan Shigella. Maka untuk menetapkan diagnosa dan penetapan jenis Shigella tersebut harus dilanjutkan dengan pemeriksaan agglutinasi, dengan mempergunakan antiserum2 Shigella.
Dari contoh-contoh di atas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk menetapkan diagnosa/nama bakteri yang dapat diasingkan, misalnya untuk Salmonella, Shigella, Vibrio harus dilengkapi dengan agglutinasi.

5.     Pathogenitet hewan percobaan.
Untuk menetapkan diagnosa terhadap beberapa kuman penyakit diperlukan percobaan hewan. Hewan atau binatang yang dipergunakan harus sensitif (peka = rentan) terhadap kuman yang bersangkutan. Pada hewan-hewan percobaan tersebut harus dijumpai kembali kuman-kuman tersebut, atau menimbulkan gejala-gejala yang spesifik (Postulate Koch).
Contoh-contoh :
›    Mycobacterium tuberculose type human dan bovine sensitif terhadap marmut. Tipe bovine saja sensitive terhadap sapi dan kelinci dan sapi.
›    Pasteurella pestis sensitive terhadap marmut.
›    Pneumococcus sensitive terhadap tikus putih kecil.
›    Percobaan rabies binatang kera dan tikus putih kecil (Habel mouse test).

6.     Test kulit.
Beberapa kuman memerlukan test kulit untuk memperlengkapi diagnosa. Contoh yang dilakukan test kulit, ialah :
a.     Beta Streptococus.
b.    Pneumococcus.
c.     Myc.tuberkulose.
d.    C.diphtheriae.
e.     Brucella.
f.     Yeast dan Fungi, dll.

7.     Serologi.
Beberapa penyakit dapat diperiksa dengan “complement fixation test” (reaksi pengikat komplemen). Untuk reaksi ini diperlukan : ekstrak-antigen, amboceptor, serum-pasien, eritrosit biri-biri dan serum komplemen. Cara-cara melakukan complement fixation test, lihat diktat serologi. Yang dapat diperiksa dengan test ini, antara lain:
a.     Gonococcus (gonorrhoea).
b.    Brucella.
c.     Yeast dan Fungi.
d.    Treponema (penyakit syphilis), dll.
            Di dalam routine (pekerjaan sehari-hari) pemeriksaan bakteri hanya dilakukan dengan: pewarnaan, kultur (media), reaksi biokimia, agglutinasi dan percobaan hewan.

labmikrobioloar-pemeriksaan-bakteri.htmlgi.blogspot.com/2012/02/dasar-das

No comments:

Post a Comment