PSIKOLOGI LANSIA
Menjadi
tua sering kali menjadi momok yang menakutkan bagi wanita.
Padahal,
masa merupakan salah satu fase yang harus dijalani seorang wanita dalam
kehidupannya, seperti halnya fase-fase kehidupan yang lain, yaitu masa
anak-anak dan masa reproduksi
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya
penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling
ber interaksi satu sama lain.
Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah
kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia
Menopause
Menopause adalah berhentinya menstruasi secara
permanen akibat tidak bekerjanya folikel ovarium
haid terakhir pada wanita, yang juga sering
diartikan sebagai berakhirnya fungsi reproduksi seorang wanita
tidak jarang seorang wanita takut menghadapi saat
menopausenya
Menopause secara alamiah terjadi karena
menurunnya sekresi hormone kewanitaan, terutama hormon estrogen.
Penurunan
hormon estrogen
menyebabkan atrofi (pengisutan) dan pengeringan mukosa vagina
Perubahan-perubahan
system hormonal ini mempengaruhi segenap konstitusi psiko-fisiologik sehingga
berlangsung proses kemunduruan yang progresif. Karena itu periode klimakterium
atau menopause disebut “periode krisis” karena perubahan dan kemunduran yang
terjadi mengakibatkan krisis-krisis dalam kehidupan psikis pribadi
seseorang.
Klimakterium
KLIMAKTERIUM adalah masa peralihan dalam kehidupan
normal seorang wanita yang mulai dari akhir masa reproduktif dari kehidupan
sampai masa non-reproduktif
Klimakterium dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:
¡ menstruasi
sudah tidak teratur, sering terganggu tetapi organ endrokrin seksual masih terus
berfungsi
¡ berhentinya
organ pembentuk sel telur
Faktor yang
mempengaruhi psikologi lansia
Penurunan
Kondisi Fisik
Penurunan
Fungsi dan Potensi Seksual
Perubahan
Aspek Psikososial
Faktor psikologis yang menyertai lansia
Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan
seksual pada lansia
Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang
serta diperkuat oleh tradisi dan budaya.
Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam
kehidupannya.
Pasangan hidup telah meninggal.
FASE
KLIMAKTERIUM
Fase pramenopause
Fase perimenopause
Fase menopause
Fase pasca menopause
Fase
pramenopause
terjadi <2 bulan sebelum menstruasi terakhir
Fase pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan
dimulainya fase klimakterik
Fase ini ditandai dengan
¡ siklus haid yang tidak teratur,
¡ perdarahan haid yang memanjang
¡ jumlah darah haid yang relatif banyak
¡ kadang kadang disertai nyeri haid (dismenorea)
Fase
perimenopause
terjadi 2-12 bulan sejak menstruasi terakhir
Merupakan fase peralihan antara pramenopause dan
pascamenopause
Fase ini ditandai dengan :
¡ siklus haid yang tidak teratur
¡ siklus haidnya > 38 hari
¡ banyak terjadi pada wanita pada usia 45-65 tahun
Fase
menopause
Menopause adalah perdarahan haid yang terakhir yang
terjadi pada usia 40 – 65 tahun
Diagnosis menopause bila seorang wanita tidak haid
selama 12 bulan
Menopause merupakan kegagalan ovarium dengan pada usia
dewasa, ditandai dengan tidak adanya estrogen, progesteron, dan androgen
ovarium
Fase pasca
menopause
>12
bulan sejak menstruasi terakhir
terjadi pada usia di atas 60 – 65 tahun
Biasanya wanita beradaptasi dengan perubahan fisik dan
psikologis
Tanda dan
gejala menopause
¡ mudah tersinggung
¡ depresi
¡ Ingatan menurun
¡ kecemasan
¡ stress
Mudah
tersinggung
Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka
wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam
dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku
orang-orang di sekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut
dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam
dirinya.
Depresi
wanita dua kali lebih besar kemungkinan akan menderita
depresi daripada pria
Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih
karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi,
sedih karena
kehilangan kesempatan untuk memiliki anak,
sedih karena kehilangan daya tarik.
Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh
perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya.
Ingatan
menurun
sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah,
namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan
sering lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis
langsung ingat
kecemasan
Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya
kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah
dikhawatirkan
Kecemasan pada Ibu-ibu lansia umumnya bersifat
relatif, artinya ada orang yang cemas dan dapat tenang kembali setelah
mendapatkan semangat/dukungan dari orang di sekitarnya
Stress
stress sifatnya sangat individual
respon orang terhadap sumber stress tidak bisa
diramalkan dan dapat menimbulkan beragam reaksi
respon orang terhadap sumber stress tergantung pada
beberapa faktor, termasuk keadaan emosi pada saat itu dan sikap orang itu dalam
menanggapi stress tersebut
Stressor
psikososial yang dialami wanita masa klimakterium
Takut kehilangan fungsi dan ekssistensi sebagai wanita
Kehilangan gairah dan menurunnya fungsi seksual
Takut tidak bisa memuaskan atau melayani suami
Takut kehilangan kasih sayang atau suami mencari
wanita lain
Kehilangan kepercayaan diri dan rendah diri
Tidak bisa tampil baik mendampingi suami yang
meningkat kariernya
Minder ketemu orang, cenderung ingin dirumah saja
Ingin mengingkari dan memprotes proses biologis yang
mengarah pada ketuaan
Terlampau mendramatisir proses ketuaan
Merasa hidupnya kini tak mengandung harapan dan
dilupakan orang
Kemunduran biologis dirasakan sebagai mendekatnya
kematian, sehingga tak ada gunanya lagi terus hidup
Perilaku
aneh pada masa klimakterium
Perilaku aneh pada periode klimakterium ditandai
dengan gejala meningkatnya nafsu hubungan sesual sekaligus muncul kegairahan
berjuang yang menyala-nyala seperti dimasa puber.
Masa ini mirip sekali dengan masa pubertas, karena itu
disebut pubertas kedua
Tingkah laku orang pada periode ini sering lucu,
aneh-aneh, janggal atau tidak pada tempatnya
Tingkah
laku yang ”berlebihan” tersebut bermaksud untuk
¡ Mengingkari ketuaannya dan ingin mengulangi kembali
pola kebiasaan di masa muda
¡ Menimbuni dirinya dengan pakaian dan perhiasan warna-warni
serta macam-macam bahan kosmetik, agar kelihatan masih ”remaja”.
¡ Suka mengagumi diri sendiri
¡ Minta banyak perhatian dan dukungan orang-orang
sekitarnya
Mengatasi
gangguan psikologis pada wanita menopause
Menerima dengan lapang dada
Hadapi masalah yang ada satu persatu,jangan sekaligus
Tidak memikirkan situasi yang tidak menyenangkan dan
memusatkan
pikiran pada sesuatu hal yang menyenangkan
pikiran pada sesuatu hal yang menyenangkan
Menyesuaikan sikap, jangan biarkan pikiran-pikiran
negatif menguasai diri dan hindari sikap pesimis
Merubah lingkungan agar tidak lagi berada dalam
keadaan yang monoton
Mencoba untuk memperbaiki penampilan agar lebih segar
dan tampil cantik
Mempergunakan setiap waktu luang yang ada dengan
melakukan banyak kegiatan yang positif dan kreatif
Peran dlm mengatasi gangguan psikologis
¡ Memberikan konseling bahwa
berhentinya haid adalah hal yg fisiologis
¡ Memberikan informasi agar
selalu mengkomunikasikan setiap masalah atau perubahan yang terjadi kepada
suaminya
¡ Memberi konseling bahwa
wanita menopause bisa melakukan hubungan sex
¡ Mempunyai rasa empati
terhadap wanita menopause.
¡ Melibatkan anggota keluarga
terutama suami dalam memahami kondisi istrinya.
¡ Memberikan perhatian dan
kepedulian kepada wanita tsb
¡ Memberi nasehat agar lebih
mendekatkan diri pada Tuhan
No comments:
Post a Comment